Buku ini menunjukan sikap si penulisnya terhadap prolematika kehidupan di sekitar. Khususnya pada lingkungan keluarga, pertemanan dan percintaan pada umumnya. Ia seolah ingin menunjukan bahwa perasaan kehilangan, hampa putus asa atau persoalan lainnya sebagai tanda hidup, semua tergambar pada cerita-cerita di dalam buku ini dengan jelas. Meskipun ia (penulis) memunculkan tokoh-tokoh secara personifikasi di beberapa ceritanya, tetapi ia tak ingin membawa pembaca pada sebuah cerita fiksi.
Sejatinya memang demikian dalam menulis cerita pendek. Fokus pada satu titik persoalan lalu mengemasnya dengan narasi pada tehnik kepenulisannya. Sebab, cerita-cerita pendek atau cerita fiksi adalah sebuah potret kehidupan sosial di lingkungan penulis atau bisa saja sebuah pengalaman pribadi penulisnya. Cerita pendek bisa menjadi alternatif lain untuk mengungkapkan itu semua dengan cara yang unik, estetik dan dapat menanamkan nilai-nilai. Itu pun telah tergambar pada buku ini.
22 ulasan untuk Daging Memakan Hati, Cinta Merampas Surga