Dalam dunia bacaan kita mengenal tokoh Abu Nawas yang secara nyata tokoh tersebut pun ada. Lalu bagaimana dengan tokoh Mbah Samin dalam buku ini? Jika kita baca secara keseluruhan cerita dalam buku ini, kita banyak menemukan cerita-cerita yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan yang sebenarnya; kegelisahan yang bersifat religius, sosial, ekonomi,filsafat dan lain-lain. Keresahan-keresahan itu dibungkus dengan gaya bertutur yang jenaka, yang merupakan ciri khas penulisnya.
Buku ini menggambarkan realitas kehidupan saat ini; obrolan-obrolan ringan di warung kopi, di beranda mesjid, di tongkrongan ruang istirahat kantor atau di mana saja menjadi bidikan penulis sebagai bahan memulai bercerita. Ada semacam dialog imajiner, yang dihadirkan dalam beberapa cerita di buku ini, seolah penulis pun ingin memberitahu pembaca bahwa ada semacam dunia lain selain dunia nyata yang sedang dijalani sekarang ini; dunia keabadian.
Penerbit berkeyakinan, meskipun tema-tema yang diusung sederhana, tetapi penulis menuliskannya tidak dalam jangka waktu yang pendek, terbukti dengan dialog-dialog, penggambaran peristiwa, narasi yang dibangun saling menguatkan, sehingga ceritanya pun menghasilkan hal yang tidak sederhana. Ini pun menimbulkan kecurigaan, bahwa tokoh Mbah Samin memang ada dalam kehidupan ini, yang sangat dikenal oleh penulisnya. Selamat Membaca.
Ulasan
Belum ada ulasan.