Menulis dan membaca karya sastra merupakan aktivitas sirkular. Membaca tanpa menulis rasa-rasanya kurang pas, begitu pun sebaliknya. Tulisan-tulisan dengan gaya yang khas merupakan hasil kolektivitas bacaan yang beragam. Namun demikian, semangat untuk menulis, menghasilkan karya sastra dengan berbagai perspektif, justru suatu kebanggaan yang harus diapresiasi.
Dalam catatan Sejarah Sastra Indonesia, naskah drama/lakon jumlahnya sangat sedikit daripada bentuk prosa dan puisi. Akibatnya, pembelajaran drama di kelas dan sanggar-sanggar sekolah- mengalami kendala, khususnya ketersediaan naskah yang akan dimainkan. Untuk itu, buku ini dihadirkan yang berisikan 23 naskah lakon, dengan harapan, buku ini dapat mengurangi kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Terlebih lagi, kumpulan naskah lakon ini juga dapat dimainkan/dipentaskan oleh sanggar/komunitas di luar sekolah.
Ulasan
Belum ada ulasan.