Pada masa kejayaannya, Ciamis memiliki dan menghasilkan kain batik dengan kualitas baik. Masa keemasan Batik Ciamis berlangsung pada era tahun 1960an hingga awal 1980an. Bahkan, di tahun 1939 sudah ada Koperasi Rukun Batik, yang menghimpun 421 perajin dari 1.200 pembatik. Kesederhanaan corak Batik Ciamis tidak lepas dari sejarah keberadaannya yang banyak dipengaruhi daerah lain, seperti ragam hias pesisiran dari Indramayu dan Cirebon. Selain itu, pengaruh batik nonpesisiran, seperti dari Solo dan Jogjakarta juga turut andil dalam membentuk karakter warna dan komposisi ragam hias Batik Ciamis yang sering juga disebut Batik Sarian.
Batik Ciamis secara umum mengadaptasi pola geometris khas lereng/liris/parang dengan arah warna coklat dan hitam. Batik Sarian yang dulunya memiliki arah warna coklat-hitam kini mulai semarak dengan penambahan arah warna yang lebih terang seperti: merah, oranye, dan kuning, serta sedikit hijau dan biru. Batik ini pun dipengaruhi gaya Batik Tasikmalaya dan Batik Garutan.
Buku ini adalah, mengangkat kembali khas kebudayaan ciamis, khususnya batik sebagai warisan yang adiluhung. Tulisan-tulisan di dalam buku ini telah dan sedang memberikan informasi dari sisi lain tentang batik Ciamis.
Ulasan
Belum ada ulasan.