Membaca buku ini, menyadarkan diri pada puisi yang jernih. Ia (penyair) dapat memanfaatkan kata-kata sebagai tampilan kehidupan sehari-hari, sehingga puisinya dapat menikam dada lalu menyebar untuk dimaknai secara dalam. Kata dan imaji pada puisi ini membentuk pola makna dalam pikiran. Meskipun pada puisi-puisinya terbaca lebih gamblang, namun maknanya menjadi luas. Peristiwa-peristiwa yang tertulis di bait puisi-puisi dalam buku ini terhubung dengan imajinasi pembaca, sehingga setiap lariknya akan lebih memudahkan pembaca hanyut ke dalam makna puisi.
Imajinasi akan hidup pada setiap penyair, namun penyair memiliki bahasa ucapnya sendiri, ia menemukan bahasa yang memiliki kedalaman makna untuk digali. Pada posisi ini bisa dikatakan Slamet Suryadi berhasil, terbukti bahasa puisi ya diungkapkannya mengerucut menuju satu realitas; bahwa puisi sebenarnya hadir dari dunia yang nyata. Ya, dalam puisi bisa saja imajinasi hadir karena dari latar belakang kenyataan, begitu pun sebaliknya.
Lingkaran bahasa puisi itu pun seolah telah menyatu pada kehidupan Slamet Suryadi, sehingga label penyair bisa dikatakan tumbuh di dalam kehidupan keseharian. Ada semacam dialog pada puisi-puisinya yang membawa tanda pada kita, bahwa Slamet Suryadi memang telah memilih menjadi penyair. Selamat.
Ulasan
Belum ada ulasan.