Menulis novel diibaratkan sedang merawat sebuah pohon yang rindang; memiliki akar yang kokoh, batang besar dengan ranting-ranting, daun-daun rimbun dan buah-buahnya. Tentu saja untuk menjadi pohon tersebut dibutuhkan waktu panjang, penulis menjadi seorang penyabar untuk menyelesaikannya. Saya melihat kerja ketabahan itu pada novel ‘Kerontang’ ini, bagaimana tema yang dihadirkan begitu kuat, kokoh dengan latar belakang cerita rakyat yang setiap orang mengenalnya. Tapi, ia terus menggali lagi kemungkinan-kemungkinan untuk diteruskan menjadi cerita, mengikat kisah sehingga cerita rakyat yang dimunculkan sebagai latar tersebut dapat berkembang tanpa menggeser nilai-nilai di dalamnya.
Ada semacam tujuan yang tersirat dalam kisah di buku ini untuk terus menjaga pohon-pohon agar kehidupan di dunia ini tetap seimbang. Tidak hanya itu, dua tokoh yang dijadikan sebab-musababnya pun menjelma sebagai representasi keadaan manusia dewasa ini dalam menjalani kehidupan; khususnya dalam hal cinta, mengikuti hanya nafsu semata untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Sehingga mereka melupakan kehidupan di sekitarnya, makhluk-makhluk yang ikut berperan memberi kehidupan. Inilah asyiknya membaca novel ini, keberagaman kisah saling terhubung membuat banyak hal untuk dinikmati. Selamat Membaca!
Ulasan
Belum ada ulasan.