Membaca puisi-puisi Beni Satria seperti sedang melihat perjalanan kehidupannya, pikiran-pikirannya dan aktivitas keseniannya. Ia seperti sedang menyimpan tubuh dan jiwanya pada kata-kata. Puisi-puisi yang tercipta memberikan ‘kekuatan’ pada langkah hidupnya dan memunculkan ‘eksistensi’ atau keberadaan dirinya di dunia yang ramai ini.
Tentu saja, Beni Satria bukan sedang curhat atau meracau akan kegelisahan-kegelisahan tentang peristiwa-peristiwa yang ia hadapi. Tetapi, ia telah menyatu pada peristiwa-peristiwa itu, kemudian dalam ‘ruang kosong’ ia menghadirkan kembali dan diracik menjadi sesuatu yang estetik melalui bahasa, yaitu puisi.
Itulah Beni Satria, seseorang yang tidak pernah lelah ‘berlari’ menyusuri jalan yang sempit, gelap, ramai, riuh, becek dan sesak. Meskipun dirinya penuh luka, ia meyakini bahwa harapan akan tumbuh menjadi sesuatu yang ‘kuat’ tanpa tergoyahkan oleh badai apapun. Bisa jadi, puisi-puisi dalam buku ini adalah jawaban semua pencariannya selama ini.



Ulasan
Belum ada ulasan.