Menurut Maman S Mahayana, seorang kritikus sastra bahwa puisi adalah perkara penyair. Seberapa jauh dia mengenal bahasa, seberapa dalam dia mengamati lingkungan sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, tekhnologi, agama dan lain-lain. Puisi tidak sekadar karya imajinasi. Puisi memiliki wilayah tersendiri dalam proses penciptaannya. Dia lahir dan berkembang lewat jalannya sendiri. Membawa nasibnya entah ke mana. Puisi memiliki struktur bangunan yang berbeda dengan ragam sastra lainnya. Ia padat, kuat dan berkarakter hingga puisi hadir dalam ruang yang intisari semacam ekstraksi yang diperas dari berbagai pengalaman hidup. Tetapi justru karena itu pula, puisi punya peluang yang luas dan dalam ketika ia sampai pada penafsiran dan pemaknaanya. Oleh karena itu, suasana di dalam puisi kerap ditafsirmaknai sebagai kegelisahan penyairnya itu sendiri; suasana batin yang cenderung bersifat sangat individual ketika berhadapan dengan pengalaman eksistensial, menyebar sebagai pengalaman bersama.
Maka, meskipun penyair mengangkat berbagai tema, kegalauan individual yang sangat personal itu, akan ditafsirmaknai sebagai problem sosio-kultural. Segalanya seperti dipulangkan kembali kepada diri, dan sekaligus dicantelkan pada hakikat kehidupan manusia yang berlaku universal. Jadilah yang muncul ibarat potret dirinya dalam proses memberi makna pada kehidupan manusia. Demikianlah puisi, ia memiliki kepribadian, gaya ucap dan bentuk estetik yang khas, tetapi menyimpan universalitas.
Inilah yang menjadi landasan penerbit untuk menerbitkan dan memperbanyak dalam bentuk buku puisi karya A. Warits Rovi. Puisi-puisi dalam buku ini terbaca secara filosofis dengan tema yang beragam. Ia (penyair) telah berhasil menangkap peristiwa di sekitarnya menjadi sebuah karya-karya puisi yang multitafsir, bermakna dan penuh hikmah bagi pembaca. Puisi-puisi dalam buku ini, selalin menyoroti persoalan sosial, ekonomi dan religius, banyak hal pula yang diungkapkan dengan latar kearifan lokal, bisa saja hal-hal lokalitas penyairnya yaitu Madura, sebab ia memang lahir dan besar di tanah Madura. Tidak hanya itu, Puisi-puisi dalam buku ini seolah menghantarkan diri pada sebuah jalan panjang, yang bernama; cinta. Tentu saja, jalan cinta ini beragam pemahamannya, maka disarankan untuk membaca hingga tuntas. Selamat Membaca.
Reviews
There are no reviews yet.