Sebuah puisi akan memunculkan keberagaman makna dari pembaca, sebab setiap pembaca akan memaknai puisi berbeda. Akan tetapi, ada titik fokus yang dapat diukur dalam memaknainya yaitu melalui perasaan. Puisi mencakup imaji, diksi, kata nyata, majas dan bunyi dalam metode pembentukan puisi, sedangkan untuk mengukur wilayah perasaan meliputi tema dan pesan yang ingin disampaikan. Pada puisi-puisi Nanang R Supriyatin dapat ditemukan sisi yang lebih dominan; rasa dan pengalaman batin yang ditonjolkan, sehingga terjadi ruang dialog yang begitu dekat pembaca.
Dalam buku ini pun penyair banyak berbicara tentang kehidupan sosial yang terjadi baru-baru ini, dari perkembangan zaman, kehidupan dirinya dan lingkungan sekitar dan pengalaman-pengalaman batin di masa usia yang telah senja. Dia juga terkadang kembali ke ingatan masa lalu di lingkungan keluarga, pertemanan hingga tempat-tempat yang dikunjungi. Ia menggali, menemukan kisah dan peristiwa yang pada akhirnya ia ungkap kembali dengan puisi-puisi.
Buku ini telah memberikan wawasan dan gambaran baru dalam memandang kehidupan ini, seolah si penyair sedang berwasiat kepada dirinya, orang-orang terdekat dan khalayak umum melalui puisi-puisi. Semoga buku ini menjadi bagian dari pembelajaran untuk pembaca dalam menghadapi tantangan kehidupan yang semakin runcing.
Ulasan
Belum ada ulasan.