Puisi dan penyair memiliki keterikatan yang tak pernah bisa terpisahkan, sebab pada dasarnya puisi tercipta atas kegelisahan penyairnya. Kegelisahan itu bisa berupa pengalaman-pengalaman dalam melakukan perjalanan ke suatu tempat. Perjalanan penyair adalah pengelanaan spiritual. Dia menangkap berbagai peristiwa, merasakan segala kegundahannya, lalu meramunya secara melankolis dan individualis.
Hal-hal tersebut dapat ditemukan dalam buku ini, penyair membicarakan banyak hal, seperti religius spiritual, cinta kasih, keindahan alam, protes sosial, dan lainnya. Ia tidak ingin terjebak pada curhatan pribadi, puisi-puisinya memiliki diksi, metafor-metafor yang merangsang daya pikir, imajinatif namun jernih untuk dimaknai.
Tentu saja sebagai penyair perempuan, tingkat sensitivitas perasaannya cukup mampu menangkap peristiwa-peristiwa yang berseliweran di sekitarnya, sehingga puisi-puisi dalam buku ini semakin terbaca lebih syahdu.
Ulasan
Belum ada ulasan.