Cerpen menciptakan peristiwa-peristiwa, kata-kata alat untuk menyampaikan atau menciptakan peristiwa-peristiwa, dari situlah pembaca memperoleh interaksi atau susunan peristiwa-peristiwa itu, lalu menemukan makna. Membaca cerpen-cerpen dalam buku ini pun kita dihadirkan banyak peristiwa-peristiwa aneh, dan itu memang tujuan sebuah cerpen agar menghasilkan dialog yang lebih intim antara cerpen dan pembaca.
Cerpen-cerpen dalam buku ini membidik banyak hal dengan bungkus tulisan yang khas; surealis. Sesaat berbicara yang realistis, di satu sisi juga menceritakan sesuatu di luar nalar. Ada banyak cerpen yang ditulis dengan modal atau mengandalkan pengalaman pribadi, adat istiadat atau warna lokal tanpa memperdulikan cara penulisannya, sehingga terbaca tampak lemas dan lesu. Tetapi, cara penulisan dengan permainan alur dalam cerpen-cerpen di buku ini menjadi daya pikat. Penulis seolah tak ingin membiarkan pembaca untuk istirahat sejenak pada saat membacanya.
Ya, cerpen-cerpen yang baik mengkonkretkan yang abstrak, menangkap lalu dihidupkan dalam peristiwa-peristiwa, momen dan karakter. Sehingga ide, filosofi, sistem-sistem moral dan lainnya tidak hanya sekadar terhidang di atas nampan logika dengan kata-kata saja. Dengan membaca cerpen-cerpen karya Bagus Sulistio ini, tentu saja ada harapan di masa depan lahirnya cerpenis-cerpenis berbakat dengan tulisan yang tidak hanya bergaya merangkai kata-kata.
Ulasan
Belum ada ulasan.