Jika puisi begitu memukau bagi pembacanya, disebabkan pemilihan kata yang puitis dan romantik, maka pembaca tidak lagi berada dalam posisi antara puisi dan realitas. Pembaca akan terserap dalam dunia tersendiri dari puisi itu. Dunia cinta kasih. Begitu pun dengan penyairnya, jika ia tidak berjarak dengan realitas; pengalaman hidupnya menjadi daya pikat dan bisa jadi ia pun tidak sedang menulis puisi, tetapi pengalaman hidupnya itu yang sedang menulis puisi bagi penyairnya. Itulah mengapa sering kali, puisi-puisi memiliki kedekatan emosional bagi pembacanya dari penyair-penyair tertentu, seolah puisi yang tertulis mewakili perasaan mereka. Tidak hanya bagi pembaca, untuk penyairnya pun sangat kental balutan emosional, seolah-olah ia tengah membaca peristiwa-peristiwa kehidupan.
Dalam buku ini; Slamet Suryadi sedang mengalami dalam ruang kegelisahan yang sesak, semakin sesak hingga meledak, itulah mengapa puisi-puisinya memiliki kedekatan; dari tema, diksi dan metafor dari seluruh kehidupannya, keluarganya, lingkungannya atau pun aktivitasnya yang pada akhirnya menginspirasi penerbit untuk dipublikasikan ke khalayak umum.
Slamet Suryadi sedang berdialog melalui puisi, sehingga para pembaca dapat menemukan makna bahwa, puisi bukan saja datang dari persoalan pribadi, akan tetapi persoalan-persoalan itu menjadi konsep dan gagasan bagi pembaca untuk memaknai hidup dan kehidupan.
Selamat atas terbitnya buku ini, dan selamat membaca.
Ulasan
Belum ada ulasan.