Puisi tidak bisa disepelekan. Jika penulis puisi ingin berhasil dalam menciptakan puisi, maka penguasaan seni kata perlu ditingkatkan, sebab puisi akan bersentuhan dengan Bahasa. Itu pun sejalan dengan hakikat puisi yang pasti menggunakan kata-kata secara ‘fisik’ atau ‘tampilan’ puisi. Untuk itulah, puisi adalah dunia tersendiri, dunia imajinasi melalui kata-kata. Kesadaran akan hakikat puisi dimiliki oleh para penyair-penyair muda yang semakin bermunculan. Satu di antaranya adalah Jamaludin GmSas, dalam buku puisinya berjudul ‘Menyapu Halaman Kepala dan halaman-halaman lainnya’.
Sesuai judul buku ini, hampir kebanyakan puisi-puisi yang tercipta bersentuhan dengan ‘kepala’ yang dimaknai sebagai bahasa kiasan. Dengan ditambah kata ‘halaman’, puisi-puisi dalam buku ini mengajak pada sebuah ruang pikir yang dihasilkan dari sebuah proses perjalanan panjang penyairnya; perjalanan secara fisik (halaman) dari daerah lain ke daerah lain, aktivitasnya atau perjalanan batin (kepala) dari pengalaman membaca, merasakan dan lain sebagainya. Tentu saja, Jamaludin mengalami juga proses menyusun kata-kata pada puisi, yang pada akhirnya ia mencoba berbagai teknis kepenulisan puisi; tipografi, unsur bunyi dan pemilihan diksi.
Buku ini menjadi semacam pintu gerbang penyairnya untuk terus kreatif dalam berpuisi, tidak selesai dan tidak merasa ‘baik’ dalam mencipta puisi. Sebab, sebuah karya yang baik akan terus tercipta dari penulis-penulis yang selalu gelisah untuk terus menulis, sehingga penguasaan seni kata semakin berhasil.
(Nana Sastrawan – Penulis)
Ulasan
Belum ada ulasan.